Source: bagaimana anda memandang diri anda ? sikap menerima, kasih sayang dan bahagia "amirkhan"

Friday, January 4, 2013

psikologi "Jika Wanita Duduk Ngangkang Dikreta"


Jika Wanita Duduk Ngangkang Dikreta
Menurut surat edaran wali kota Lhoksumawe menghimbau pada warga kususnya kaum perempuan yang naik kereta roda 2 yang dibonceng duduk menyamping. Ini gak berlaku bagi yang nyetir kan? Ya kolau yang nyetir juga duduk nyamping kek mana to lee “dengan logat jawa” red amir.
Kata pejabat yang bersangkutan mengatakan kalau perempuan duduk ngangkang itu tidak menunjukan karakter sebagai perempuan jika duduknya kayak yang dilakukan laki-laki, ya jadi sama seperti laki-laki dong, kata pak wako sebagai pemerhati perempuan, agak bingung sih membedakan mana yang perempuan mana yang laki katanya begitu.
Saya pribadi ya seperti pak wako tadi ups “disamakan pendapatnya ama pak wako” ini sih bagus untuk membuat peraturan supaya ada pembeda anatar laki-laki dan perempuan, hanya saja, ehm hanya saja, saya ulang lagi hanya saja "apakah harus saklek tidak boleh duduk ngangkang semuanya”.
Jika kita melihat surat edaran yang ada di aceh memang sih masih tahap persetujuan para ulama saja, mulai berlaku tanggal 1 bulan 1 tahun 2013 ini, untuk sanksi memang belom ada ditetapkan, tetapi jika sudah menjadi perundang-undangan yang sah ya baru ditetapkan sanksi.
Sebagai penengah saja yaa…. yang baiknya itu ada pengecualian untuk dibedakan diantara yang boleh duduk nangkang di kreta dan yang dibolehkan duduk nangangkang dikreta ini :
1.    Wanita yang menggunakan celana panjang dibolehkan
2.    Menggunakan rok tapi pake juga celana panjang di dalam rok.
3.    Wanita yang perjalanan jauh, baik antar desa, kota atau propinsi dll
4.    Wanita yang membawa barang belanja kebutuhan rumah tangga tau kebutuhan yang lain. Mengingat bahaya jika duduk menyamping saat membarang
5.    Wanita membawa anak kecil, ini juga bisa membahayakan anak yang digendong dan ibu bayi yang menggendong.
Ya mungkin ini aja saran kang amir buat teman kita wali kota loksumawe untuk pertimbangan, sebagai pejabat pemerintah tentu harus mendengarkan aspirasi rakyatnya, “begitu..!”
Ketika kita menempatkan diri sebagai pemimpin ada kalanya pula kita menempatkan diri sebagai masyarakat biasa. Jadi kita bisa melihat bagaimana rasa nya diposisi rakya kecil yang hari-harinya kerja naik kreta, kalo yang hari-harinya naik mobil menuju tempat kerjanya, ya gak jadi soal masa ada perempuan naik mobil duduk ngangkang. Alangkah baiknya jika kita bisa dengan bijak mengatur peraturan yang ditetapkan dengan menempatkan sekala prioritas mana yang didulukan, saya rasa masih banya yang harus dibenahi, diantaranya masalah sampah yang tidak jelas undang-undangnya mengatur sampah, fasilitas tong sampah yang gak ada, dimana tempat membuang sampah juga sanksi jika membuang sampah sembarangan dll.
Silahkan jika ada yang mau memberi tanggapan atas tulisan saya ni.

post by KusmiranKonsultan Psikologi Edukatif






No comments:

Post a Comment