Seiring Waktu Dalam Kebersamaan
Kemaren Aku ada nonton sinetron di TV di Indosiar bersama
istriku tercinta, maaf saya lupa judulnya, tapi ceritanya begini perjodohan
dari orang tua untuk anak-anak mereka, ini menyedihkan buat aku menonton acara
ini. Si Istri dalam sinetron tersebut tidak pernah mencintai suaminya yang
dijodohkan kedua orang tua mereka, padahal suaminya sangat mencintai istrinya
apa adanya dan sabar melayani istri yang sangat membenci Si Suami. Bahkan Si Istri
pun tidak pernah tidur seranjang dengan suaminya dan puncak ketidaksenangan istri
terhadap suaminya dia pun menemui kekasih lamanya dan sampai berzina dan hamil dari
selingkuhanya.
Dari pemikiran di atas aku berpikir ternyata anak muda
sekarang disuguhkan pada kenyataan bahwa perjodohan tersebut tidak cocok lagi
dan mereka lebih memilih untuk berhura-hura dengan berpacaran diluar nikah.
Kembali kita di kehidupanku, Aku menikah dipertemukan oleh
jamah tarbiyah, terimakasih saya ucapkan pada ayah ibu dan teman-teman terutama
Ustad Hilal Lubis yang mempertemukan Aku dengan seorang gadis yang bernama
Rosmaidar, saya tidak melihat sedikitpun keburukan dalam perjodohan ini seperti
yang di tunjukan dalam sinetron TV, dimana perjodohan adalah AIB buat
kaum perempuan dan berpacaran sebelum menikah lebih disepakati oleh mereka. “kebiasaan artis”
Pada perjodohan yang diusulkan orang tua juga bisa baik
buat kita, tentunya kita lihat dulu latar belakang keluarga Si Polan, apakah
dari keluarga yang baik atau yang buruk, artinya bukan baik buruk dari fisiknya
alias tampan, maco atau cantik rupawan tapi dari prilakunya jika pernah
melakukan tindak kejahatan baik perjudian dan narkoba, maupun hal-hal yang menurut
kita itu tidak baik maka tinggalkan calon tersebut.
Pernikahan kami juga awalnya tidak dilandasi pacaran, tapi
kami yakin akan keputusan yang Allah tetapkan buat kami, dan aku melihat keluarga
dari istriku dari keluarga yang baik-baik dan teman-teman istriku juga orang
yang baik dalam artian prilaku yang mulia akhlaknya (prilaku), sebaliknya juga
prilaku dari keluargaku yang juga memiliki kesamaan dan kemiripan dengan keluarga
istriku, setelah menikahlah kami memadu kasih dan berpacaran, saling mengenal
dalam bahtera rumah tangga.
Inilah naungan tarbiyah yang kami dapatkan dan ini membuat
kehidupanku menjadi lebih baik sekarang, mungkin kita semua juga merasakan
hal yang sama ketika kita mamiliki istri yang sepemikiran dan sepersepsi hidup maka
yang kita dapatkan adalah kebahagian. Ya, sedikit Aku kenalkan untuk pada saudaraku
apasih tarbiyah..? ini adalah seni dalam mendidik manusia yang komunitasnya
kebanyakan mahasiswa, disinilah aku merasakan kebahagian bersama istriku.
Kata terimakasih saja sulit untuk mengungkapkan yang
sebenarnya dari teman-temanku di tarbiyah ini. Tentunya interaksi tersebutlah
yang membimbing kita kejujuran dan kebersihan hati, dan istriku juga bagian
dari kebahagian yang Aku rasakan. Tanpa Aku sadari peran teman dan keluarga
kita menjadi kunci utama rasa bahagia ini. (Medan, Sabtu 05 01 2013)
Posted
by Psikologi Edukatif
Terima
kasih sudah berkunjung di Blogku yang sederhana ini
No comments:
Post a Comment