Source: bagaimana anda memandang diri anda ? sikap menerima, kasih sayang dan bahagia "amirkhan"

Tuesday, January 1, 2013

PSIKOLOGI "Inspirasi Seorang Guru"


Inspirasi Seorang Guru

Kerendahan hati adalah pola sikap dan dan prilaku yang menunjukan bahwa kita berpikir kita tidak lebih baik, lebih hebat atau lebih cerdas dari orang lain, ada kecendrungan untuk tidak menganggap orang lain lebih rendah atau kurang penting dari apa yang kita miliki, sehingga berdampak  pada kesediaan kita untuk mau mendengarkan pendapat dari orang lain, mungkin tidak bisa menerima pendapat baru pemikiran baru  yang mengandung kebenaran dan kesediaan kita untuk memperbaiki diri terus menerus akan berkurang.
Ingat juga falsapah padi “semangkin berisi semangkin merunduk” mengapa kita tidak belajar menjadi pendengar yang baik, ya tentunya kita juga diwajibkan untuk bukan hanya mendengar tapi juga memberikan masukan yang sifatnya untuk memberikan manfaat ataupun memberikan ilmu kita dengan santun.
Sebagai contoh : seorang guru yang rendah hati, akan mengajar dengan santun dan sarat akan nilai-nilai etos,
hal inilah yang  membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya, setiap prilaku yang dia tunjukan, setiap gerakan-geriknya, menjadi suatu keindahan dan suatu yang menyenangkan hati, sesuatu yang menyejukan jiwa para siswa. Kerendahan hati akan menautkan batin setiap siswa yang ada didalam kelas, dimana sebuah aktivitas belajar berlangsung . hal ini yang selanjutnya menjadi tuntunan siswa untuk menemukan kebaikan dari segala kebaikan yang guru ucapkan dan menjadikan siswa bukan hanya berprestasi dalam akademik tapi juga berbudi pekerti yang baik pula.
Nilai kerendahan hati ini tidak mudah dimiliki, keegoan diri acap kali mengisolasi dan membentengi diri kita, pada kualitas ini lah yang akan memuliakan kita dimata tuhan maupun dengan bersama orang-orang disekitar kita. Usia, tidak menjamin seseorang rendah hati, tapi kebersihan dan kebeningan hati  akan menuntunya kian lama kian dekat dengan karakter ini.
Diperjalanan hidup kita ini banyak orang yang mengajarkan kita untuk merendahkan hati. Mereka melakukan dengan cara yang berbeda-beda, cara pertama ada yang berpura-pura rendah hati. Cara kedua adalah sikap kesungguhan rendah hati, mungkin ini sangat sulit jika kita tidak melati secara terus menerus. Sikap dan prilaku mereka mencerminkan  kita untuk menata jiwa. Cermin agar kita mau berbenah diri memperbaiki sikap dan prilaku.
Kebanyakan yang kita temui adalah orang yang bersikap seolah-olah rendah hati, padahal di balik itu semua ada keinginan untuk dianggap tinggi, dan ada pula yang dengan terangan bersikap penuh keangkuhan, dengan keangkuhan dan keujuban ini, dia merasa memiliki power untuk menguasai dan mendikte orang lain.
Aku ingat ketika bersama orang tua, apapun yang orang tua bicarakan bersamaku baik itu berupa nasehat maupun perintah acap kali aku melawan pembicaraan dan selalu menyelanya, tapi ketika aku membutuhkan sesuatu aku selalu membaiki orang tua, aku baru menyuadari kesalahanku ketika sudah dewasa duduk dibangku kuliah dengan apa yang aku lakukan ketika itu, ya aku yang selalu berbuat salah terhadap orang tua. aku baru menyadari kalo orang tua itu sangat bahagia ketika aku menjadi pendengar dan tidak menyela pembicaraan orang tua.
Kita bisa belajar dari semua ini. Kita bisa menimbang-nimbang lalu mencermati. Hidup sungguh merupakan sebuah penelitian yang tak terbatas untuk terus menyempurnakan segala kebaikan yang Tuhan berikan kepada kita, teruslah bercermin dari sesama, maka kita  bisa meraih kualitas diri yang kita inginkan kebaikan.
Berikut ini tanda-tanda kerendahan hati secara sederhana :
1.             Pendengar yang baik, “ini mampu mendengarkan orang lain dengn sikap simpatik dan penuh pengertian merupakan mekanisme paling efektif di dunia untuk memiliki hubungan baik dengan orang dan menjalin persahabatan yang abadi.” (oliver wendel Holmes)
Pertanyaanya apakah kita pendengar yang baik?
Pendengar yang baik bukan hanya mendengar, tetapi juga sungguh-sungguh mendengar, menyimak dan memahami hal-hal yang dibicarakan oleh lawan bicara kita. Kesanggupan kita mendengarkan pendapat orang lain dengan ikhlas akan memperkaya khasana berpikir kita, wawasan kita. Sungguh kemampuan mendengar adalah pertanda seberapa besar jiwa kita dan kearifan seseorang. Semakin bijak dan rendah hati seseorang semakin baik ia mendengar sesamanya.
Ada hal-hal yang positif bila kita menjadi pendengar yang baik
·         Mendengar dapat memperluas wawasan, ini akan membantu anda memperoleh kesuksesan.
·         Mendengar dapat menolong orang lain merasa lebih baik, lebih penting dan diperhatikan.
·         Mendengar adalah latihan yang efektif dalam pembentukan karakter-karakter mulia lainya, seperti keikhlasan, kepedulian/empati, kesabaran, dan kebijaksanaan. Ini yang akan membaya kita pada kualitas hidup yang menyempurnakan
·         Mendengar denga tulus akan menimbulkan kepercayaan dan mendekatkan diri anda pada tujuan yang ingin anda raih. Ini akan memperkuat intergritas anda dimata sesama.
2.             Mempertimbangkan masukan :
Guru yang sanggup menerima segala masukan dari siswanya, akan mengkoreksi pengalaman belajar yang dia selenggarakan menjadi momen kreatif yang mendebarkan. Kererlibatan siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan aktifitas belajar, melahirkan rasa kepemilikan  dan tanggung jawab, mereka merasa disertakan dalam penentuan segala aktivitas yang dihadirkan oleh guru keruang belajar ini akan membuat siswa berpartisipasi tanpa ragu dalam pembelajaran dikelas artinya semangat belajar jadi lebih tinggi. Bobbi Depoter dalam bukunya Quabtum Teaching  menulis “membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab”
3.             Mau berubah dan terus menerus memperbaiki diri
Ada seorang teman yang sering mengeluh, “Ah, aku ini begini-begini saja. Rasanya aku ketinggalan jauh dari teman-teman! Aku sungguh tak bahagia dengan apa yang aku miliki dan keadaan yang kualami sekarang, hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun pun berganti, setiap bertemu selalu keluhan yang sama.
Jika aku melihat dia seakan stagnant berjalan ditempat saja, tidak pernah ada kemauan untuk mengubah kehidupanya, menset yang ada dalam pikiranya hanya mengeluh dan tidak tahu apa yang akan dilakukan untuk mengubah kehidupanya menjadi lebih baik dari yang sekarang.
Dosen saya perna mengatakan manusia itu ada 3 tipe :
1.      Manusia yang tidak tahu
2.      Manusia yang tidak mau
3.      Manusia yang tidak mau tahu
Manusia yang tidak tahu, dia akan berbenah diri pada saat dia diberi tahu, atau ada usahanya untuk  lebih baik menakala dia terinspirasi melalui  yang di dengar atau dibacanya, baik dari orang sekitar maupun dari bacaan di buku atau dikoran yang ada. Manusia yang seperti ini sedikit di indonesia, pada saat dia akan tahu dan mampu meraih impianya.
Tipe kedua, manusia yang tidak mau tahu. Ini adalah manusia yang masih ada harapan untuk bangkit dari keterpurukannya, dan berbenah diri, yang dibutuhkan adalah pencerahan yang benar-benar bisa menyulut semangatnya untuk kembali mengambil tindakan, sehingga dia bertumbuh dan menjadi berkah, baik bagi dirinya maupun untuk orang lain yang ada disekitarnya.
Dan ini yang terakhir adalah tipe manusia yang tidak mau tahu. Ini jenis manusia yang sangat sulit ditembus, apapun yang kita katakan, apapun  yang kita lakukan untuk menginspirasi dia, tak akan perna digubrisnya. Dinding pembatas yang ia bangun untuk tidak menerimah masukan dari orang lain sangat tebal. Kita termasuk orang yang mana sekarang.
Jadilah kita orang yang terbuka terhadap segalah hal-hal yang baik dari pendapat orang lain maupun dari buku bacaan yang kita baca. Selalu bersemangat untuk terus berbenah dan menambah pengetahuan. Hari demi hari adalah kesempatan kita untuk berbenah diri menjadi yang kebih baik.
Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan, apabila hari ini  sama dengan hari yang kemarin kita  termasuk orang yang merugi, apabila hari ini lebih buru dari hari kemarin kita orang yang celaka, kemudian jika hari ini lebih baik dari hari kemarin kita termasuk orang yang beruntung. Jadi kita termasuk golongan yang manakan sekarang?
Mari kita tanya hati kita msing-masing bila kita ingin lebih baik dari hari kemarin.
Jadi hati itu tidak sama dengan rendah diri. Rendah hati adalah kearifan, sebuah kematangan jiwa yang dituntun oleh nilai-nilai yang mulia, kesanggupan untuk tidak pamer danmembanggakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Kelebihan bagi orang yang rendah hati kemudian menjadi rahmat, tidak hanya bagi diri pribadi tetapi juga lebih pada sesamanya.
Seorang guru yang rendah hati, akan mengajar dengan santun dan sarat akan nilai-nilai akhlak (kabaikan), hal ini membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya, setiap prilaku yang dia tunjukan, setiap gerak-geriknya, menjadi sebuah keindahan, suatu yang menenangkan hati, sesuatu yang menyejukan jiwa para siswa. Kerenadahan hati akan manautkan batin setiap individu yang ada dikelas dimana ada aktivitas belajar berlangsung.     

Penulis: kusmiran
Konsultan Psikologi Edukatif

No comments:

Post a Comment