Inspirasi Seorang Guru
Kerendahan hati adalah pola sikap dan dan prilaku yang
menunjukan bahwa kita berpikir kita tidak lebih baik, lebih hebat atau lebih
cerdas dari orang lain, ada kecendrungan untuk tidak menganggap orang lain
lebih rendah atau kurang penting dari apa yang kita miliki, sehingga
berdampak pada kesediaan kita untuk mau
mendengarkan pendapat dari orang lain, mungkin tidak bisa menerima pendapat
baru pemikiran baru yang mengandung
kebenaran dan kesediaan kita untuk memperbaiki diri terus menerus akan
berkurang.
Ingat juga falsapah padi “semangkin berisi semangkin merunduk” mengapa kita tidak belajar
menjadi pendengar yang baik, ya tentunya kita juga diwajibkan untuk bukan hanya
mendengar tapi juga memberikan masukan yang sifatnya untuk memberikan manfaat
ataupun memberikan ilmu kita dengan santun.
Sebagai contoh : seorang guru yang rendah hati, akan
mengajar dengan santun dan sarat akan nilai-nilai etos,
hal inilah yang membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya, setiap prilaku yang dia tunjukan, setiap gerakan-geriknya, menjadi suatu keindahan dan suatu yang menyenangkan hati, sesuatu yang menyejukan jiwa para siswa. Kerendahan hati akan menautkan batin setiap siswa yang ada didalam kelas, dimana sebuah aktivitas belajar berlangsung . hal ini yang selanjutnya menjadi tuntunan siswa untuk menemukan kebaikan dari segala kebaikan yang guru ucapkan dan menjadikan siswa bukan hanya berprestasi dalam akademik tapi juga berbudi pekerti yang baik pula.
hal inilah yang membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya, setiap prilaku yang dia tunjukan, setiap gerakan-geriknya, menjadi suatu keindahan dan suatu yang menyenangkan hati, sesuatu yang menyejukan jiwa para siswa. Kerendahan hati akan menautkan batin setiap siswa yang ada didalam kelas, dimana sebuah aktivitas belajar berlangsung . hal ini yang selanjutnya menjadi tuntunan siswa untuk menemukan kebaikan dari segala kebaikan yang guru ucapkan dan menjadikan siswa bukan hanya berprestasi dalam akademik tapi juga berbudi pekerti yang baik pula.
Nilai kerendahan hati ini tidak mudah dimiliki,
keegoan diri acap kali mengisolasi dan membentengi diri kita, pada kualitas ini
lah yang akan memuliakan kita dimata tuhan maupun dengan bersama orang-orang
disekitar kita. Usia, tidak menjamin seseorang rendah hati, tapi kebersihan dan
kebeningan hati akan menuntunya kian
lama kian dekat dengan karakter ini.
Diperjalanan hidup kita ini banyak orang yang
mengajarkan kita untuk merendahkan hati. Mereka melakukan dengan cara yang
berbeda-beda, cara pertama ada yang berpura-pura rendah hati. Cara kedua adalah
sikap kesungguhan rendah hati, mungkin ini sangat sulit jika kita tidak melati
secara terus menerus. Sikap dan prilaku mereka mencerminkan kita untuk menata jiwa. Cermin agar kita mau berbenah
diri memperbaiki sikap dan prilaku.
Kebanyakan yang kita temui adalah orang yang bersikap
seolah-olah rendah hati, padahal di balik itu semua ada keinginan untuk
dianggap tinggi, dan ada pula yang dengan terangan bersikap penuh keangkuhan,
dengan keangkuhan dan keujuban ini, dia merasa memiliki power untuk menguasai dan mendikte orang lain.
Aku ingat ketika bersama orang tua, apapun yang orang
tua bicarakan bersamaku baik itu berupa nasehat maupun perintah acap kali aku
melawan pembicaraan dan selalu menyelanya, tapi ketika aku membutuhkan sesuatu
aku selalu membaiki orang tua, aku baru menyuadari kesalahanku ketika sudah
dewasa duduk dibangku kuliah dengan apa yang aku lakukan ketika itu, ya aku
yang selalu berbuat salah terhadap orang tua. aku baru menyadari kalo orang tua
itu sangat bahagia ketika aku menjadi pendengar dan tidak menyela pembicaraan
orang tua.
Kita bisa belajar dari semua ini. Kita bisa
menimbang-nimbang lalu mencermati. Hidup sungguh merupakan sebuah penelitian yang
tak terbatas untuk terus menyempurnakan segala kebaikan yang Tuhan berikan
kepada kita, teruslah bercermin dari sesama, maka kita bisa meraih kualitas diri yang kita inginkan
kebaikan.
Berikut ini tanda-tanda kerendahan hati secara
sederhana :
1.
Pendengar yang baik, “ini mampu mendengarkan orang lain dengn sikap simpatik dan penuh
pengertian merupakan mekanisme paling efektif di dunia untuk memiliki hubungan
baik dengan orang dan menjalin persahabatan yang abadi.” (oliver wendel
Holmes)
Pertanyaanya apakah kita pendengar yang baik?
Pendengar yang baik bukan hanya mendengar, tetapi juga sungguh-sungguh
mendengar, menyimak dan memahami hal-hal yang dibicarakan oleh lawan bicara
kita. Kesanggupan kita mendengarkan pendapat orang lain dengan ikhlas akan
memperkaya khasana berpikir kita, wawasan kita. Sungguh kemampuan mendengar
adalah pertanda seberapa besar jiwa kita dan kearifan seseorang. Semakin bijak
dan rendah hati seseorang semakin baik ia mendengar sesamanya.
Ada hal-hal yang positif bila kita menjadi pendengar yang baik
·
Mendengar dapat memperluas wawasan, ini akan membantu
anda memperoleh kesuksesan.
·
Mendengar dapat menolong orang lain merasa lebih baik,
lebih penting dan diperhatikan.
·
Mendengar adalah latihan yang efektif dalam
pembentukan karakter-karakter mulia lainya, seperti keikhlasan,
kepedulian/empati, kesabaran, dan kebijaksanaan. Ini yang akan membaya kita
pada kualitas hidup yang menyempurnakan
·
Mendengar denga tulus akan menimbulkan kepercayaan dan
mendekatkan diri anda pada tujuan yang ingin anda raih. Ini akan memperkuat
intergritas anda dimata sesama.
2.
Mempertimbangkan masukan :
Guru yang sanggup menerima segala masukan dari siswanya, akan
mengkoreksi pengalaman belajar yang dia selenggarakan menjadi momen kreatif
yang mendebarkan. Kererlibatan siswa sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
aktifitas belajar, melahirkan rasa kepemilikan
dan tanggung jawab, mereka merasa disertakan dalam penentuan segala
aktivitas yang dihadirkan oleh guru keruang belajar ini akan membuat siswa
berpartisipasi tanpa ragu dalam pembelajaran dikelas artinya semangat belajar
jadi lebih tinggi. Bobbi Depoter dalam bukunya Quabtum Teaching menulis
“membangun rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan
meningkatkan rasa tanggung jawab”
3.
Mau berubah dan terus menerus memperbaiki diri
Ada seorang teman yang sering mengeluh, “Ah, aku ini
begini-begini saja. Rasanya aku ketinggalan jauh dari teman-teman! Aku sungguh
tak bahagia dengan apa yang aku miliki dan keadaan yang kualami sekarang, hari
demi hari, bulan demi bulan, bahkan tahun demi tahun pun berganti, setiap
bertemu selalu keluhan yang sama.
Jika aku melihat dia seakan stagnant berjalan ditempat saja, tidak pernah ada kemauan untuk
mengubah kehidupanya, menset yang ada dalam pikiranya hanya mengeluh dan tidak
tahu apa yang akan dilakukan untuk mengubah kehidupanya menjadi lebih baik dari
yang sekarang.
Dosen saya perna mengatakan manusia itu ada 3 tipe :
1.
Manusia yang tidak tahu
2.
Manusia yang tidak mau
3.
Manusia yang tidak mau tahu
Manusia yang tidak tahu, dia akan berbenah diri pada
saat dia diberi tahu, atau ada usahanya untuk
lebih baik menakala dia terinspirasi melalui yang di dengar atau dibacanya, baik dari
orang sekitar maupun dari bacaan di buku atau dikoran yang ada. Manusia yang
seperti ini sedikit di indonesia, pada saat dia akan tahu dan mampu meraih
impianya.
Tipe kedua, manusia yang tidak mau tahu. Ini adalah
manusia yang masih ada harapan untuk bangkit dari keterpurukannya, dan berbenah
diri, yang dibutuhkan adalah pencerahan yang benar-benar bisa menyulut
semangatnya untuk kembali mengambil tindakan, sehingga dia bertumbuh dan
menjadi berkah, baik bagi dirinya maupun untuk orang lain yang ada
disekitarnya.
Dan ini yang terakhir adalah tipe manusia yang tidak
mau tahu. Ini jenis manusia yang sangat sulit ditembus, apapun yang kita
katakan, apapun yang kita lakukan untuk
menginspirasi dia, tak akan perna digubrisnya. Dinding pembatas yang ia bangun
untuk tidak menerimah masukan dari orang lain sangat tebal. Kita termasuk orang
yang mana sekarang.
Jadilah kita orang yang terbuka terhadap segalah
hal-hal yang baik dari pendapat orang lain maupun dari buku bacaan yang kita
baca. Selalu bersemangat untuk terus berbenah dan menambah pengetahuan. Hari
demi hari adalah kesempatan kita untuk berbenah diri menjadi yang kebih baik.
Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan, apabila hari
ini sama dengan hari yang kemarin
kita termasuk orang yang merugi, apabila
hari ini lebih buru dari hari kemarin kita orang yang celaka,
kemudian jika hari ini lebih baik dari hari kemarin kita termasuk orang yang
beruntung. Jadi kita termasuk golongan yang manakan sekarang?
Mari kita tanya hati kita msing-masing bila kita ingin
lebih baik dari hari kemarin.
Jadi hati itu tidak sama dengan rendah diri. Rendah
hati adalah kearifan, sebuah kematangan jiwa yang dituntun oleh nilai-nilai
yang mulia, kesanggupan untuk tidak pamer danmembanggakan kelebihan-kelebihan
yang dimiliki. Kelebihan bagi orang yang rendah hati kemudian menjadi rahmat,
tidak hanya bagi diri pribadi tetapi juga lebih pada sesamanya.
Seorang guru yang rendah hati, akan mengajar dengan
santun dan sarat akan nilai-nilai akhlak
(kabaikan), hal ini membuat setiap kata yang keluar dari mulutnya, setiap
prilaku yang dia tunjukan, setiap gerak-geriknya, menjadi sebuah keindahan,
suatu yang menenangkan hati, sesuatu yang menyejukan jiwa para siswa.
Kerenadahan hati akan manautkan batin setiap individu yang ada dikelas dimana
ada aktivitas belajar berlangsung.
Penulis:
kusmiran
Konsultan Psikologi Edukatif
Konsultan Psikologi Edukatif
No comments:
Post a Comment