Evaluasi Akhir Perlukah
Tak terasa ya akhir tahun 2012 sebantar
lagi dan kita akan memasuki tahun baru 2013, tentunya kita tetap orang yang sama
tapi percayalah kita selalu mengalami perubahan dari tahun ketahun berikutnya
baik perubahan ke yang lebih baik maupun ke yang buruk, ini adalah siklus
perubahan dimana kondisi lingkungan, keluarga dan dunia kerja kita menjadi faktor utama perubahan hidup
kita.
Sudah sepantasnya pula kita yang selalu
mengalami perubahan dari tahun ketahun untuk mengevaluasi aktifitas kita di akhir
tahun dan wajar untuk kita melakukan intropeksi diri mengenai apa saja yang
kita raih maupun yang belum kita raih di tahun yang lalu, cobalah kita tulis dalam
buku saku atau diari yang mudah kita baca, lantas mencari solusi kedepannya
supaya kita bisa meraih kesuksesan dalam berkarir di masa yang akan datang.
Lantas timbul pertanyaan saya kepada
kita semua, kenapa kita bekerja, perlukah bekerja, kenapa berkerja ada persaingan,
bagaimana jika kita tidak bekerja. Pertanyaan yang saya lontarkan ini pada
prisipsi adalah keniscayaan untuk kita
bekerja dan bersaing dan selalu memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dalam
bidang pekerjaan kita adalah mutlak. Ini berbeda arti jika kita tidak bekerja
alias pengangguran maka sebaliknya tidak ada proses memperbaiki diri.
Kita terlalu naif jika kita bilang hanya
perusahaan-perusahaan yang tertata rapi seperti Bank, BUMN, maupun perusahaan-perusahaan
yang memiliki managemen yang bagus lainnya saja yang melakukan tutup buku
mengkoreksi kinerja mereka dari tahun yang telalu lalu dengan target program
maupun hasil yang sudah di rencanakan dengan keberhasilan yang dicapai.
Tentu tidak, kitapun harus melakukan
review kebelakang membuat catatan-catatan pokok tentang agenda-agenda kita yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana,
juga kejadian-kejadian buruk yang kita alami, maupun kerugian-kerugian
yang pernah kita alami. Hal-hal yang
seperti ini bukan sepantasnya untuk dihilangkan dari ingatan kita.
Sesuatu kegagalan bukan untuk dilupakan,
tapi hal-hal yang membuat kita gagal justru menjadi bagian dari intropeksi diri
kita, kenapa bisa gagal dalam menjalankan rencana kita di tahun ini, lantas hal
seperti apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya, supaya kejadian yang
sama tidak terulang lagi, inilah tutup buku bagi kita pribadi dan membuka lagi
buku baru lembaran baru untuk kehidupan kita di tahun 2013. Dilembaran baru ini
merangkum apa saja kegiatan yang kita rasa perlu untuk di kaji ulang, dan apa
saja yang perlu penanganan kusus untuk meraih keberhasilan kita ditahun 2013
ini. Keberhasilan juga demikian untuk selalu kita pajangkan didinding maupun
meja yang muda kitalihat seperti piagam, poto-poto keberhasilan dan hal-hal
lainya yang pernah kita raih, yang bisa membuat semangat kita menjadi tinggi
ketika kita melihatnya.
Ada pepatah bijak mengatakan seperti ini
: “Apabila tahun kemaren sama dengan tahun yang sekarang maka kita termasuk
yang merugi, apabila tahun ini lebih baik dari tahun yang kemaren maka kita
orang yang beruntung dan apabila tahun ini lebih buruk dari tahun yang kemaren
maka kita termasuk orang yang celaka.
Kata celaka di sini artinya bukan
berarti kita tidak bisa memperbaiki diri
lagi, tetapi itu sebagai bahan review kita untuk memperbaiki diri di tahun 2013
yang akan kita sonsong sekarang, akhir
tahun sudah tinggal hitungan jari lagi lagi. Tulislah hal-hal yang berhasil kita
raih, sebaliknya juga kita memulai mencatat hal-hal kegagalan kita dan mulai
merincikan dan memilah-milahkan apa yang menjadi prioritas dan apa yang tidak
prioritas untuk dikaji kembali, ini terutama pada hal-hal yang telah gagal kita
lakukan. Untuk pengkajian kenapa yang gagal perlu didulukan? Karena kegagalan
bukan untuk dihapus dari ingatan kita tapi kita gunakan untuk memperbaiki diri.
Saya contohkan dalam kehidupan
sehari-hari kita sebetulnya sudah banyak melakukan kajian ulang seperti ketika
kita membaca buku ketika kita sudah memasuki bab terakhir dari yang kita baca
maka kita sudah mulai menyimpulkan apa saja yang kita baca dari bab 1 sampai
bab terakhir ini, kita akan mengingat lagi kebelakang dari apa-apa saja yang
kita baca sebelumnya, ini juga bentuk dari introfeksi diri yang kita lakukan
pada saat membaca buku.
Contoh lainya, kita menyetir mobil di
jalan raya hal pertama, ketika kita sedang membelokkan mobil, yang perlu kita
lakukan adalah dengan melihat kaca sepion belakang kita, lihat dulu apakah ada
kendaraan lain di belakang kita yang bisa menabrak ketika saat membelok,
menghidupkan lampu sain sebagai tanda kalau kita mau belok, sehingga diketahui mobil
lainnya yang ada di belakang agar tidak mendahului. Yang kedua ketika kita
jalan lurus ke depan jangan pula terlalu sering melihat ke belakang sehingga
menyebabkan kita jadi tidak bisa lebih cepat memacu kendaraan kita dan akan membuyarkan
konsentrasi kita melihat jauh kedepan jalan yang kita lalui dan perjalanan kita
menjadi lebih lambat.
Dari contoh di atas kita dapat mengambil
kesimpulan begini, ketika kita sudah mengintropeksi diri hal-hal yang penting
di belakang kita lantas kita membuat rumusan hal-hal yang perlu diperbaiki,
strategi apa saja yang dapat kita jalankan untuk mecapai kesuksesan. Dari
strategi tersebut teguhkan untuk mencapai keberhasilan dan jangan terlalu
banyak melihat ke belakang sehingga membuyarkan konsentrasi dalam mencapai
tujuan yang sudah kita targetkan. Ketika kita fokus pada tujuan kita dan tidak
tergoyahkan dengan hal-hal yang ada di belakang kita, maka kecepatan dalam
mencapai kesuksesan sudah dekat, jangan pernah merasa lelah untuk terus maju ke
depan untuk mecapai kesuksesan yang kita inginkan. Ingat satu hal ide kreatif
bukan segala-galanya, tapi usaha yang keras dan tekun bersungguh-sungguh bekerja
yang akan membuahkan hasil kesuksesan. Dimanapun kita bekerja, bekerjalah
dengan sungguh-sungguh dengan penuh ketekunan dan keyakinan akan berhasil maka
kenyataan itu sudah ada di dekat kita. Salam sukses salam smart.
By Kusmiran
Konsultan Psikologi Edukatif
Konsultan Psikologi Edukatif
No comments:
Post a Comment