Source: bagaimana anda memandang diri anda ? sikap menerima, kasih sayang dan bahagia "amirkhan"

Tuesday, January 1, 2013

PSIKOLOGI "EVALUASI HARI AKHIR PERLUKAH"


Evaluasi Akhir Perlukah
Tak terasa ya akhir tahun 2012 sebantar lagi dan kita akan memasuki tahun baru 2013, tentunya kita tetap orang yang sama tapi percayalah kita selalu mengalami perubahan dari tahun ketahun berikutnya baik perubahan ke yang lebih baik maupun ke yang buruk, ini adalah siklus perubahan dimana kondisi lingkungan, keluarga dan dunia kerja  kita menjadi faktor utama perubahan hidup kita.
Sudah sepantasnya pula kita yang selalu mengalami perubahan dari tahun ketahun untuk mengevaluasi aktifitas kita di akhir tahun dan wajar untuk kita melakukan intropeksi diri mengenai apa saja yang kita raih maupun yang belum kita raih di tahun yang lalu, cobalah kita tulis dalam buku saku atau diari yang mudah kita baca, lantas mencari solusi kedepannya supaya kita bisa meraih kesuksesan dalam berkarir di masa yang akan datang.
Lantas timbul pertanyaan saya kepada kita semua, kenapa kita bekerja, perlukah bekerja, kenapa berkerja ada persaingan, bagaimana jika kita tidak bekerja. Pertanyaan yang saya lontarkan ini pada prisipsi adalah  keniscayaan untuk kita bekerja dan bersaing dan selalu memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dalam bidang pekerjaan kita adalah mutlak. Ini berbeda arti jika kita tidak bekerja alias pengangguran maka sebaliknya tidak ada proses memperbaiki diri.
Kita terlalu naif jika kita bilang hanya perusahaan-perusahaan yang tertata rapi seperti Bank, BUMN, maupun perusahaan-perusahaan yang memiliki managemen yang bagus lainnya saja yang melakukan tutup buku mengkoreksi kinerja mereka dari tahun yang telalu lalu dengan target program maupun hasil yang sudah di rencanakan dengan keberhasilan yang dicapai.
Tentu tidak, kitapun harus melakukan review kebelakang membuat catatan-catatan pokok tentang agenda-agenda kita  yang terlaksana maupun yang tidak terlaksana, juga kejadian-kejadian buruk yang kita alami, maupun kerugian-kerugian yang  pernah kita alami. Hal-hal yang seperti ini bukan sepantasnya untuk dihilangkan dari ingatan kita.
Sesuatu kegagalan bukan untuk dilupakan, tapi hal-hal yang membuat kita gagal justru menjadi bagian dari intropeksi diri kita, kenapa bisa gagal dalam menjalankan rencana kita di tahun ini, lantas hal seperti apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya, supaya kejadian yang sama tidak terulang lagi, inilah tutup buku bagi kita pribadi dan membuka lagi buku baru lembaran baru untuk kehidupan kita di tahun 2013. Dilembaran baru ini merangkum apa saja kegiatan yang kita rasa perlu untuk di kaji ulang, dan apa saja yang perlu penanganan kusus untuk meraih keberhasilan kita ditahun 2013 ini. Keberhasilan juga demikian untuk selalu kita pajangkan didinding maupun meja yang muda kitalihat seperti piagam, poto-poto keberhasilan dan hal-hal lainya yang pernah kita raih, yang bisa membuat semangat kita menjadi tinggi ketika kita melihatnya.
Ada pepatah bijak mengatakan seperti ini : “Apabila tahun kemaren sama dengan tahun yang sekarang maka kita termasuk yang merugi, apabila tahun ini lebih baik dari tahun yang kemaren maka kita orang yang beruntung dan apabila tahun ini lebih buruk dari tahun yang kemaren maka kita termasuk orang yang celaka.
Kata celaka di sini artinya bukan berarti kita tidak  bisa memperbaiki diri lagi, tetapi itu sebagai bahan review kita untuk memperbaiki diri di tahun 2013 yang akan kita sonsong sekarang,  akhir tahun sudah tinggal hitungan jari lagi lagi. Tulislah hal-hal yang berhasil kita raih, sebaliknya juga kita memulai mencatat hal-hal kegagalan kita dan mulai merincikan dan memilah-milahkan apa yang menjadi prioritas dan apa yang tidak prioritas untuk dikaji kembali, ini terutama pada hal-hal yang telah gagal kita lakukan. Untuk pengkajian kenapa yang gagal perlu didulukan? Karena kegagalan bukan untuk dihapus dari ingatan kita tapi kita gunakan untuk memperbaiki diri.
Saya contohkan dalam kehidupan sehari-hari kita sebetulnya sudah banyak melakukan kajian ulang seperti ketika kita membaca buku ketika kita sudah memasuki bab terakhir dari yang kita baca maka kita sudah mulai menyimpulkan apa saja yang kita baca dari bab 1 sampai bab terakhir ini, kita akan mengingat lagi kebelakang dari apa-apa saja yang kita baca sebelumnya, ini juga bentuk dari introfeksi diri yang kita lakukan pada saat membaca buku.
Contoh lainya, kita menyetir mobil di jalan raya hal pertama, ketika kita sedang membelokkan mobil, yang perlu kita lakukan adalah dengan melihat kaca sepion belakang kita, lihat dulu apakah ada kendaraan lain di belakang kita yang bisa menabrak ketika saat membelok, menghidupkan lampu sain sebagai tanda kalau kita mau belok, sehingga diketahui mobil lainnya yang ada di belakang agar tidak mendahului. Yang kedua ketika kita jalan lurus ke depan jangan pula terlalu sering melihat ke belakang sehingga menyebabkan kita jadi tidak bisa lebih cepat memacu kendaraan kita dan akan membuyarkan konsentrasi kita melihat jauh kedepan jalan yang kita lalui dan perjalanan kita menjadi lebih lambat.
Dari contoh di atas kita dapat mengambil kesimpulan begini, ketika kita sudah mengintropeksi diri hal-hal yang penting di belakang kita lantas kita membuat rumusan hal-hal yang perlu diperbaiki, strategi apa saja yang dapat kita jalankan untuk mecapai kesuksesan. Dari strategi tersebut teguhkan untuk mencapai keberhasilan dan jangan terlalu banyak melihat ke belakang sehingga membuyarkan konsentrasi dalam mencapai tujuan yang sudah kita targetkan. Ketika kita fokus pada tujuan kita dan tidak tergoyahkan dengan hal-hal yang ada di belakang kita, maka kecepatan dalam mencapai kesuksesan sudah dekat, jangan pernah merasa lelah untuk terus maju ke depan untuk mecapai kesuksesan yang kita inginkan. Ingat satu hal ide kreatif bukan segala-galanya, tapi usaha yang keras dan tekun bersungguh-sungguh bekerja yang akan membuahkan hasil kesuksesan. Dimanapun kita bekerja, bekerjalah dengan sungguh-sungguh dengan penuh ketekunan dan keyakinan akan berhasil maka kenyataan itu sudah ada di dekat kita. Salam sukses salam smart.
By Kusmiran
Konsultan Psikologi Edukatif

No comments:

Post a Comment