Perkembangan Individu Dalam Belajar. Perkembangan individu
murid, siswa, dan mahasiswa (peserta didik), ditunjukkan bagaimana perkembangan
anak-anak, remaja dan dewasa tumbuh dan berkembang secara pisik, psikis dari
fase ke fase seperti dalam hal pertumbuhan pisik, kognitif, afektif, sosial,
psikomotor, moral. Proses pengajaran dan pembelajaran tidak akan bisa berjalan
efektif dan efisien apabila seorang pendidik tidak memahami perkembangan
peserta didik secara menyeluruh. Untuk itu pendidik memerlukan pengetahuan
tentang perkembangan individu peserta didik.
Konsep Perkembangan Individu
Perkembangan individu
merupakan perubahan yang sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalam diri
individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya
.
.
Yang dimaksud perubahan
yang sistematis yaitu perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian
lainnya baik fisik maupun psikis dan meupakan satu kesatuan yang harmonis.
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Berkesinambungan berarti bahwa
perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan
atau berurutan. Perkembangan individu secara pisik terjadi sesuai dengan
fase-fase perkembangan, sedangkan secara psikis terjadi perubahan imajinasi
fantasi ke rialistis.
Belajar dan Fase-fase
Perkembangan Individu
Manusia membutuhkan
kepandaian yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, dan ini dapat dicapai melalui
belajar. Meskipun bayi yang baru lahir membawa beberapa naluri dan insting dan
potensi-potensi, tetapi potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya pengaruh dari luar. Untuk itu manusia membutuhkan belajar
sepanjang kehidupannya, kapanpun dan dimanapun.
Para ahli mendifinisikan belajar sebagai
berikut:
1. Menurut Hilgard, belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu
kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan
alamiah).
2. Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
3. James P. Chaplin, learning (hal belajar, pengetahuan), yang berarti
perolehan dari sembarang perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku
sebagai hasil praktek atualisasi pengalaman.
Di simpulkan:
1. Belajar itu membawa perubahan
2. Perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru
3. Perubahan itu terjadi karena usaha
Menurut Havinghurst
yang dikutip oleh Made Pidarta, fase-fase perkembangan pada manusia sejak dari
masa kanak-kanak sampai masa tua ada enam fase, yaitu:
1. Fase perkembangan masa kanak-kanak
2. Fase perkembangan masa anak
3. Fase perkembangan masa remaja
4. Fase perkembangan masa dewasa awal
5. Fase perkembangan masa setengah baya
6. Fase perkembangan masa tua
Perkembangan Individu secara
Didaktis
Syamsu Yusuf
mengemukakan beberapa tahapan perkembangan individu dengan menggunakan
pendekatan didaktis, sebagai berikut:
1. Masa Usia Pra Sekolah
Masa Usia Pra Sekolah terbagi dua yaitu: (1) masa vital dan (2) masa estetik.
a. Masa Vital, pada masa ini individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
menemukan berbagai hal dalam dunianya. Adapun tugas perkembangan pembelajaran
pada fase ini adalah: (1) anak belajar memakan makanan keras; (2) anak belajar
berjalan; (3) anak belajar berbicara.
b. Masa Estetik; masa ini dianggap sebagai masa perkembangan
rasa keindahan, Seseorang indiviau anak bereksplorasi dan belajar melalui panca
inderanya. Adapun tugas pembelajaran pada fase ini, yaitu: (1) anak belajar
membedakan yang baik dan yang buruk; (2) anak membedakan jenis kelamin, belajar
sopan santun; (3) anak belajar mengeja, membaca; (4) anak belajar mengenal
individu secara emosional dan sosial.
2. Masa Usia Jenjang Pendidikan Dasar
Masa Usia Pendidikan Dasar disebut
juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak
dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Adapun ciri-ciri utama anak yang
sudah matang, yaitu: 1) memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki
kelompok sebaya; (2) keadaan fisik yang memungkinkar anak-anak memasuki dunia
bermain dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani; (3) memasuki dunia
mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan komunikasi yang luas (Tohirin,
2005:34).
Adapun tugas anak-anak pada usia sekolah dasar ini
adalah:
1. Belajar ketrampilan, jasmani atau fisik melalui bermain.
2. Belajar bergaul.
3. Belajar mengembangkan kemampuan menulis, membaca, dan menghitung.
4. Belajar mengenal kemampuan dirinya.
5. Belajar memainkan berperan sebagai lelaki maupun wanita.
6. Belajar membandingkan diri dengan yang lainnya.
7. Belajar menentukan pilihan yang sesuai dengan keinginannya.
8. Belajar bersikap bebas atau tidak terikat menentukan sesuatu kehendak.
Masa Usia Sekolah Dasar terbagi dua,
yaitu : (a) masa kelas-kelas rendah dan (b) masa kelas tinggi. Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6 atau 7 sampai 9 atau 10
tahun):
a. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi
b. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
c. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri
d. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting.
- Pada masa ini (terutama usia 6 sampai 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik.
Adapun ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi 9 atau
10 sampai 12 atau 13 tahun:
a. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran
khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
d. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya
anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk
menyelesaikannya.
e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
f. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu
mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada),
mereka membuat peratuan sendiri
Beberapa faktor penting yang berkaitan
pembangunan karakter anak dalam fase ini antara lain adalah, pola interaksinya
dengan ayah, ibu, dan seluruh anggota keluarga yang lain, keadaan fisiknya,
seperti tinggi dan berat badannya serta hal-hal yang didengar dan
dipelajarinva.
Kebutuhan anak di fase remaja ini berbeda
dengan kebutuhannya difase-fase sebelumnya. Hal ini harus diperhatikan oleh
orang tua dan diusahakan untuk memenuhinya. Kebutuhan anak tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
(a) Kebutuhan primer, seperti makanan, minuman, dan pakaian;
(b) Kebutuhan psikis, seperti ketenangan jiva dan emosi;
(c) Kebutuhan terhadap penerimaan dirinya oleh masyararakat;
(d) Kebutuhan terhadap perhatian dan penghormatan atas dirinya.
(e) Kebutuhan untuk mempelajari banyak hal yang dapat memupuk bakatnya sebagai
bekal menempuh perjalanan panjang kehidupannya.
(f) Kebutuhan untuk mengenal pemikiran-pemikiran yang menjadi wacana dalam
masyarakat dan mengenal isi dunia, yang tentu saja disesuaikan dengan kemampunn
dan kematangan anak seusia ini.
Adapan langkah-langkah penting yang berhubungan dengan pendidikan anak di
fase ini, sebagai berikut :
(a) Pendidikan Ekstra Ketat
Pendidikan di fase ini lebih penting pada
fase-fase lainnya karena anak di usia ini relatif masih bersih dan belum
tercemari sehingga mau mendengar dan menerima semua nasehat dan bimbingan.
Karena itu, orang tua harus pandai-pandai memnggunakan kesempatan ini untuk
mendidiknya dengan benar.
(b) Dorongan untuk Belajar
Pada fase ini, belajar adalah hal yang
penting bagi anak-anak. Inilah saat yang tepat untuk memberikan dorongan
belajar kepada mereka mematangkan kekuatan akal, serta mewujudkan kecintaan
hakiki mereka terhadap penguasaan i1mu. Berdasarkan Hadist yang artinya: Orang
yang belajar diwaktu kecil itu ibarat melukis di atas batu.
(c) Pengawasan Anak
Pada dasarnya, pengawasan adalah
kewajiban ayah dan ibu. Mereka berdua memiliki porsi tugas yang disesuaikan,
dengan kemampuan dan pengalaman hidup. Karenanya, mereka berdua harus saling
membantu. Hal penting lain yang harus diperhatikan adalah bahwa jangan sampai
si anak merasa tidak diacuhkan oleh orang tuanya. Kondisi pengawasan melekat
harus selalu terjaga. Orang tua terkadang bisa meminta bantuan kepada famili
atau kertabat untuk ikut mengawasi anaknya terutama dalam situasi yang di sana
orang tua tidak bisa melakukannya.
(d) Menciptakan Hubungan dengan Teladan yang Baik
Di akhir periode ini, anak-anak akan
punya kecenderungan yang sangat kuat untuk meniru apapun yang ada pada diri
kebanyakan orang. Para psikolog menamai sebuah gejala kejiwaan dari seorang
anak pada usia ini yang selalu ingin meniru orang lain secara fisik dengan
istilah "peniruan". Keinginan ini sangat tepat timbulnya dan akan
cepat juga berhenti ketika sumber peniruan itu tidak ada.
Ada pula jenis peniruan yang bersifat non fisik. Prosesnya berlangsung perlahan tetapi pengaruhnya sangat kuat menempel pada
akal dan Jiwa.
3. Masa Usia Jenjang Pendidikan Menengah
(Masa Remaja)
Masa usia jenjang pendidikan mencegah
bertepatan dengan masa remaja, yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu:
a) Remaja awal, biasanya ditandai dengan sifat-sifat negatif dalam jasmani dan
mental, prestasi, serta sikap sosial.
b) Masa remaja; pada masa ini mulai tumbuh dorongan untuk
hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya. Pada masa ini sebagai masa mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas
dijunjung dan dipuja.
c) Masa remaja akhir; setelah remaja
dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapai masa remaja
akhir dan telah terpenuhi tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang akan
memberikan dasar bagi memasuki masa berikutnya yaitu masa dewasa.
Adapun tugas perkembangan yang harus
dicapai pada masa remaja awal, remaja dan remaja akhir adalah:
1) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
2) Mencapai peran sosial sebagai pria
atau wanita.
3) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
4) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
6) Memilih dan mempersiapkan karier.
7) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
8) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
bagi warga negara.
9) Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
10) Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing
dalam berperilaku.
4. Masa Usia Jenjang Pendidikan Tinggi (umur
18 hingga umur 25 tahun)
Pada masa ini merupakan pemantapan
pendirian hidup. Adapun tugas perkembangan yang harus dicapai pada masa dewasa
awal adalah:
1) Memilih pasangan.
2) Belajar hidup dengan pasangan.
3) Memulai hidup dengan pasangan.
4) Memelihara anak.
5) Mengelola rumah tangga.
6) Memulai bekerja.
7) Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8) Menemukan suatu kelompok yang serasi.
No comments:
Post a Comment