Source: bagaimana anda memandang diri anda ? sikap menerima, kasih sayang dan bahagia "amirkhan"

Sunday, May 12, 2013

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOGNITIF


PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KOGNITIF
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh persepsi seseorang dalam memahami situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar. Salah satu teori yang penting yaitu menggunakan teori belajar kognitif.Teori  belajar kognitif  merupakan perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur sehingga keterlibatan peserta didik yang aktif sangat dipentingkan dalam proses belajar.

Dengan mengamati keaktifan peserta didik , pendidik sebagai pengelola proses belajar dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses berpikirnya. Anak usia dini akan belajar dengan baik, jika menggunakan benda – benda kongkrit untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar. Pada akhirnya, belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal. Agar lebih bermakna, informasi yang masih baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik sebelumnya.
Mengingat pentingnya tujuan belajar dalam suatu proses pembelajaran, maka pendidik harus mampu memilih dan menentukan teori yang tepat untuk untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Teori yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam berpikir dan pengembangan kreatifitas. Teori kognitif dirancang agar dapat mengimbangkan daya berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia.
Teori Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikolog perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan.
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain:
  1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu
  2. Penyusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks
  3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal tanpa pengertian penyajian
Aplikasi teori belajar kognitif dalam pembelajaran, guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana ke kompleks, guru menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatian perbedaan individual siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
Diantara para pakar kognitif terdapat 3 pakar terkenal yaitu Piaget, Bruner dan Ausubel. Ketiga tokoh aliran kognitif diatas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar.
Menurut piaget kegiatan belajar terjadi sesuai dengan pola tahap-tahap perkembangan tertentu dan umur seseorang, serta melalui proses asimililasi, akomodasi dan equilibrasi.
Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan oleh cara seseorang mengatur pesan atau informasi, dan bukan ditentukan oleh umur. Proses belajar akan terjadi melalui tahap-tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Sementara itu ausubel mengatakan bahwa proses belajar terjadi jika seseorang mampu mengasimilasikan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Proses ini akan terjadi melaluui tahap-tahap memperhatikan stimulus, memahami makna stimulus, menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami.
Dari pemahaman diatas maka langkah-langkah pembelajaran yang dikemukakan oleh masing-masing tokoh berbeda. Secara garis besar langkah-langkah pembelajaran yang dimaksud adalah dalam kegiatan pembelajaran, dan keterlibatan siswa secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan pretense belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.

No comments:

Post a Comment